Ilustrasi susah tidur | Photographee.eu /Shutterstock
Jika Anda masih mempertanyakan mengapa program penurunan berat badan tersendat sehingga berat badan tak kunjung susut, maka penyebabnya bisa jadi karena kebiasaan Anda tidur hingga lewat tengah malam.
Riset yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan Cognitive Neuroscience Society menyebutkan otak manusia menjadi lebih aktif merasa lapar ketika kekurangan tidur.
Kesimpulan tersebut diputuskan peneliti setelah melakukan pemindaian terhadap otak sejumlah partisipan yang kekurangan tidur. Ternyata, indera penciuman menjadi lebih kuat terhadap aroma makanan dan non-makanan ketika manusia tidur kurang dari delapan jam.
Proses eksperimen yang sama dilakukan kembali pada partisipan saat mereka sudah tidur dengan waktu yang cukup. Hasilnya, indera penciuman mereka cenderung lemah terhadap aroma makanan sehingga keinginan untuk mengudap pun menurun drastis.
Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Science News ini menuliskan, indera penciuman yang menguat terhadap aroma makanan menyulitkan seseorang untuk mengendalikan keinginan mengonsumsi makanan meski sudah dalam kondisi kenyang.
Penjelasan ini konsisten dengan hasil studi di tahun sebelumnya yang juga menerangkan adanya hubungan antara kurang tidur dan kenaikan berat badan.
Studi tersebut mengungkapkan bahwa pergerakan otak dalam tubuh yang kurang istirahat serupa dengan efek setelah mengisap mariyuana yang menyebabkan rasa lapar hebat.
Oleh karena itu, para peneliti pun menganjurkan untuk Anda yang tengah menjalani program diet, sebaiknya jangan hanya memerhatikan kalori makanan, tetapi juga menjaga tidur malam cukup selama tujuh hingga sembilan jam setiap hari.
Kajian hasil penelitian lain yang diuraikan oleh Nature, mengungkapkan, kurang tidur menyebabkan peningkatan level endocanabinoid pada otak yang terkait dengan dorongan lapar karena terjadi peningkatan nafsu makan.
Bagian otak tersebut merupakan area yang sama yang menjadi lebih aktif ketika seseorang mengonsumsi Tetrahydrocannabinol (kandungan aktif dalam mariyuana yang mendatangkan rasa lapar)
Penelitian menjelaskan bahwa endacanabinoid menggerakan sistem “kenikmatan” pada otak yang menghadirkan perasaan senang saat makan.
Oleh karena itu, segera perbaiki waktu dan pola tidur malam Anda demi mendapatkan bentuk tubuh dan berat badan idaman.
Sekarang ini, semakin banyak orang yang mengalami masalah tidur dan akhirnya menderita insomnia.
Menurut Dr Jacob Teitalbum, seorang pakar pola tidur dan penulis buku From Fatigued to Fantastic, semakin banyak orang yang tidak sadar bahwa penurunan kesehatan terjadi karena mereka semakin kurang tidur.
"Kita ini sudah berada pada zaman orang-orang kekurangan tidur. 35 tahun lalu sebelum bola lampu ditemukan, waktu tidur normal yang diterapkan adalah selama sembilan jam setiap hari," ujar Dr Teitalbum.
"Sekarang, durasi tidur terus berkurang sampai dengan 6 jam tiap malam. Terus menerus melakukannya menyebabkan Anda kurang tidur akut," imbuhnya.
Neil Robinson, pakar tidur dari Sealy, menegaskan bahwa untuk mengatasi masalah tidur, seseorang harus menciptakan rutinitas tidur yang sama setiap malam agar tercipta efek refleks beristirahat pada tubuh.
“Usahakan tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, bahkan saat akhir pekan,” jelas Robinson.
Kebanyakan orang, sebut dia, bangun tidur lebih siang di akhir pekan. Cara yang demikian sebenarnya merusak pola tidur yang membuat Anda terus terjaga meski sudah tengah malam di hari-hari kerja.
“Anda mungkin berpikir bahwa bangun tidur lebih siang di akhir pekan untuk membayar kurang tidur di hari kerja, ini keliru karena pola tersebut menyebabkan ‘malapetaka’ pada ritme sirkadian tubuh yang mengontrol level energi,” urainya.
Pola dan waktu tidur yang sama, kata dia, akan menciptakan refleks pada tubuh kapan harus beristirahat dan kapan waktu beraktivitas.
“Pola tidur di waktu yang sama menciptakan suasana dalam tubuh yang teratur, Anda pun akan tetap mudah jatuh tidur meskipun sedang merasakan stres,” jelasnya.
0 komentar:
Posting Komentar